--> Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20 | Desain Interior Eksterior

Sunday, March 8, 2015

Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20

| Sunday, March 8, 2015


Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20
Pasar perumahan untuk kaum elit colonial (kebanyakan orang Eropa) pada awal abad kedua puluh dicirikan dengan laku kerasnya semua tipe rumah yang ditawarkan. Kota-kota colonial tumbuh dengan cepat, akibatnya lahan di kawasan-kawasan yang dianggap paling nyaman menjadi sangat terbatas dan makin lama rumah menjadi lebih kecil tetapi lebih mahal. Akhiurnya pemerintah merasa perlu mendirikan jawatan perencanaan kota yang bertugas mengawasi penerapan peraturan-peraturan bangunan. Di daerah-daerah perluasan kota baru, orang bisa membanguan rumah dengan pekarangan luas dan karena kendaraan bermotor sudah tersedia mareka tidak keberatan meski harus menempuh perjalanan yang jauh ke pusat kota.
Kawasan-kawasan kota baru dikhususkan untuk membangun perumhan untuk kaum elit colonial makin lama makin mencerminkan konsep dan atmosfer taman kota di Belanda. Sebuah era baru eklektisisme arsitektur dimulai dengan vila-vila yang dibangun menggunakan gaya-gaya yang romantic dan menawan. Bagaimanapun periode manerisme arsitektur dan imitasi di sekitar pergantian abad ini, dengan vila Belanda sebagai acuan tidak akan berlangsung lama.   
Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20
Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20

Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20
Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20

Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20
Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20
Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20
Rumah dan Lingkungan Sekitar Abad Ke-20

Sekitar Perang Dunia Pertama sebuah tipe vila colonial muncul dengan arsitektur yang modern dan disesuaikan dengan tuntutan untuk hidup nyaman di daerah beriklim tropis. Alih-alih mengacu ke Eropa denah lantai rumah ini disesuaikan dengan tradisi Indo-Eropa yang sudah ada. Seperti dalam rumah-rumah Indis abad kesembilan belas, lorong khusus sebelum masuk ke rumah utama sering dihilangkan. Dalam hal ini fungsi lorong tadi digantikan dengan sebuah serambi kecil di bagian depan. Ruang tamu besar yang lazim ada di rumah lama kini menjadi ruang sirkulasi dalam yang berfungsi sebagai ruang keluarga, dengan ruang makan di belangkang. Dapur, kamar mandi, dan kaskus sering ditempatkan di luar rumah utama, biasanya satu kesatuan dengan garasi.
Sekitar tahun 1930-an, penampilan perumahan untuk kaum elit colonial ini tampaknya merajuk ke sebuah konsep arsitektur universal yang dapat dijumpai di seluruh Indonesia. Sering berupa rumah tunggal dengan atap genting, dinding berplaster pada lapisan bata tras, jendela dari kayu jati, dan kadang-kadang terdiri atas dua lantai dengan sebuah garasi dan sebuah paviliun. Selain rumah-rumah beratap genting ini, Gerakan Modern dalam arsitektur pun muncul pada akhir tahuan 1920-an bercirikan atap rata berbentuk kubus dan kadang-kadang menggunkaan menggunakan garis Art Deco. Rancangan rumah yang terlihat megah ini sangat dipengaruhi oleh aliran-aliran modern Eropa dan Amerika.
Sekitar tahun 1930 perluasan kota telah menjadi menjadi sebuah proses yang berkelanjutan dengan pembangunan rumah yang sering terjadi. Selama depresi ekonomi dunia tahun 1930 aktivitas pembangunan seperti terhenti. Namun pembangunan perumahan untuk kaum elit colonial terus berkembang hingga masa akhir penjajahan oleh bangsa Belanda.

Related Posts

No comments: