--> Pekerjaan Umum, Tentara Militer, dan Manerisme Arsitektur | Desain Interior Eksterior

Sunday, March 8, 2015

Pekerjaan Umum, Tentara Militer, dan Manerisme Arsitektur

| Sunday, March 8, 2015


Pekerjaan Umum, Tentara Militer, dan Manerisme Arsitektur
Insiyur-insiyur arsitektur di Hindia Belanda biasanya merupakan para insiyur militer setingkat dengan perwira. Benua asia merupakan sebuah benua yang sangat besar dengan ekspresi arsitektur yang kaya dan perpaduan yang mempesona antara budaya dan gaya hidup. Tempat berkembangnya unsure-unsur kuno dan modern ditambah dengan unsure-unsur Asia itu sendiri dan non-Asia yang telah bercampur selama berabad-abad. Wilayah yang paling signifikan untuk membangun arsitektur dengan unsure-unsur perpaduan tersebut adalah Indonesia. Sebab Indonesia memiliki lokasi dan keterbukaannya sebagai sebuah Negara kepulauan dan juga telah lama menjadi tempat pertukaran dan persilangan antara berbagai budaya dan peradaban.
Pada akhir tahun 1818 pemerintah membuat dua departemen yaitu Departemen Bangunan dan Transportasi Sipil dan Departemen Pekerjaan Umum yang langsung berada di bawah naungan Departemen Keuangan. Sebagai pejabat sipil yang mewakili pemerintah colonial, residen bertanggung jawab atas pekerjaan kontruksi di daerah masing-masing. Proyek penting apapun harus memperoleh persetujuan dari gubernur jendral dan hanya Batavia yang memiliki inspektur kepala sendiri yang profesional. 

 
Manerisme Arsitektur
Manerisme Arsitektur

Manerisme Arsitektur
Manerisme Arsitektur

Manerisme Arsitektur
Manerisme Arsitektur

Manerisme Arsitektur
Manerisme Arsitektur

Pada tahun 1827 pemerintah mengadakan reorganisasi yaitu dengan menyatukan Departemen Bangunan dan Transportasi Sipil dan Departemen Pekerjaan Umum dalam satu departemen yaitu Departemen Perairan dan Bangunan (Waterstaat an Landsgebouwen) dan pada tahun 1854 diubah namanya menjadi Burgerljke Openbare Werken atau BOW (Pekerjaan Umum Sipil). BOW pada dasarnya sebuah organisasi para insiyur sipil, yang bertanggung jawab atas pembangunan konstruksi jalan, jembatan, irigasi, dan sebagainya. Mereka juga dipercaya untuk merancang bangunan-bangunan umum dan rumah-rumah pejabat pemerintah. Para insiyur tidak secara khusus dilatih sebagai arsitek. Akibatnya hampir semua bangunan dibuat menggunakan gaya manerisme arsitektur dengan aplikasi makanik konvensi-konvensi klasik.
Insiyur-insiyur militer colonial juga termasuk kelompok ahli teknik yang dikaryakan sebagai arsitek. Insiyur-insiyur militer ini pada awalnya bertugas mengawasi pembangunan fasilitas-fasilitas militer namun seiring berjalannya waktu mereka juga ditugasi merancang barak-barak untuk pasukan dan rumah-rumah perwira. Dalam lingkungan sosial yang didominasi pejabat pemerintah serta tentara, arsitek sesungguhnya sebetulnya tidak ada baik di pemeritahan maupun swasta. Dalam dasawarsa abad ke-19 para perwira sering dilibatkan dalam konstruksi bangunan-bangunan umum dan sector swasta.
Contoh nyatanya gedung insiyur-insiyur militer adalah Gedung Pemerintahan (1809) di Waterlooplien (sekarang Lapangan Banteng) dirancang oleh Mayor J. C. Schultze yang juga merupakan arsitek gedung pertemuan De Harmonie (1809). Di Surabaya, Kapten J. P. Ermeling menjadi arsitek gedung pertemuan Concordia dan sebuah panti asuhan (1849). Sebuah contoh yang sangat mengagumkan adalah Wilemskerkdi Batavia (Geraja Emmanuel 1834). Rancangannya dibuat oleh juru seorang juru ukur tanah yang bekerja di departemen pekerjaan umum yaitu Jan Hendrik Horst yaitu seorang pegawai kelahiran Hindia Belanda.

Related Posts

No comments: