--> Arsitektur Kolonial yang Menjelajah Asia | Desain Interior Eksterior

Sunday, March 8, 2015

Arsitektur Kolonial yang Menjelajah Asia

| Sunday, March 8, 2015


Arsitektur Kolonial yang Menjelajah Asia
Arsitektur colonial di Indonesia hingga detik ini masih bisa ditemuai diberbagai penjuru kota-kota di Indonesia. Benua asia merupakan sebuah benua yang sangat besar dengan ekspresi arsitektur yang kaya dan perpaduan yang mempesona antara budaya dan gaya hidup. Tempat berkembangnya unsure-unsur kuno dan modern ditambah dengan unsure-unsur Asia itu sendiri dan non-Asia yang telah bercampur selama berabad-abad. Wilayah yang paling signifikan untuk membangun arsitektur dengan unsure-unsur perpaduan tersebut adalah Indonesia. Sebab Indonesia memiliki lokasi dan keterbukaannya sebagai sebuah Negara kepulauan dan juga telah lama menjadi tempat pertukaran dan persilangan antara berbagai budaya dan peradaban.
Arsitektur colonial
Arsitektur colonial merupakan sebuah istilah atau pernyataan yang tidak dapat dijabarkan menggunkan definisi yang sederhana dan mapan. Arsitektur ini bisa mengacu pada karya-karya arsitektur dari masa silam, bangunan di koloni-koloni Barat yang telah merdeka bertahun-tahun yang lalu, atau mungkin hanya sebuah fitur arsitektur yang dikatakan sebagai pengembangan proyek ketika mereka mengklaim rumah-rumah bergaya colonial. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa arsitek-arsitek di mantan Negara jajahan yang baru saja medeka terus membuat karya arsitektur mirip colonial. Jadi pendek kata makna istilah arsitektur colonial barangkali bisa berlipat ganda dan bermacam-macam. 
 
Arsitektur Kolonial
Arsitektur Kolonial

Arsitektur Kolonial
Arsitektur Kolonial

Arsitektur Kolonial
Arsitektur Kolonial

Sesudah pendirian VOC pada tahun 1602 kehadiran orang Belanda di Indonesia mulai berkembang secara nyata. Tampaknya untuk memudahkan kontak dengan masyarakat setempat mereka mendirikan pos-pos perdagangan antara lain sepanjang pesisir India, Sri Langka, Malaysia, dan Maluku. Selama periode awal pendudukan VOC keperluan akomodasi mereka sederhana dan juga pragmatis. Pos-pos perdagangan yang dilindungi benteng dibangun sesuai dengan aturan-aturan arsitektur militer. Selain ruang bangunan yang memadai bagi para pedagang, mereka pun membangun gudang-gudang untuk menyimpan barang dagangan, gereja, rumah sakit, dan juga pemondokan untuk para serdadu dan persedian senjata.
Tempat seperti ini merupakan sebuah kota kecil Eropa yang sangat terorganisasi dalam setting Asia yang sangat kental. Pilihan terakhir untuk lokasi pemukiman bergantung pada karakteristik lingkungan yang dominan dan pengamatan yang cermat terhadap kondisi-kondisi strategis serta fungsional misalnya kedekatan dengan sungai, dengan pelabuhan, dengan pusat pemerintahan, atau dengan komunitas perdagangan. Sejalan dengan pertumbuhan kekuasaan VOC menganggap perlu memiliki sebuah pelabuhan besar dengan fasilitas manajemen terpusat, fasilitas gudang penyimpanan, dan koordinasi armada mereka.

Related Posts

No comments: