Pemukiman-pemukiman
China di Tengah Kota Kolonial
Pemukiman
China terdapat hampir diseluruh penjuru Indonesia baik
sekarang maupun pada zaman colonial Belanda. Kolonialisasi Belanda di Indonesia
sejak awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 telah mengubah jalannya
sejarah kota dan morfologi kota-kota pesisir Asia Tenggara, dimulai dari Banten
ke Batavia dan akhirnya seluruh Nusantara. Masyarakat Eropa mengawali
pembangunan pengkalan dagang berbenteng di kota-kota pelabuhan yang telah ada
sebagai awal pertahanan dan akhirnya mengganti benteng menjadai kota berbenteng
yang lebih besar.
Pemukiman di luar
pangkalan dagang biasanya mempertahankan karakteristik sebuah kota cosmopolitan
yang terbagi atas area pemukiman China
yang terbangun baik dan terhubung dengan pemukiman asli yang dibatasi oleh
pasar. Komunitas China menjadi pemain utama di pasar domestic dan juga regional
dan menyatakan diri sebagai perantara bagi para pedagang Eropa dan bertindak
sebagai mediator di antara kelompok yang majemuk. Pemukiman multieknik telah
membentuk inti kota bersama-sama dengan elemen primer lain, seperti pasar,
pelabuhan, kuli, majid, dan istana membentuk kota yang utuh dan juga lengkap.
|
Pemukiman China |
|
Pemukiman China |
|
Pemukiman China |
Pada kota-kota colonial
periode lanjut wilayah pemukiman Eropa bersaing ketat dengan bagian kota yang
berisi pemukiman China dan pribumi.
Dengan dibangunnya struktur kota gaya Eropa akhirnya mereka mendominasi ruang
kota dan wilayah pemukiman pribumi tergusur keluar, terpisah-pisah, dan juga
terpinggirkan. Sementara itu komunitas China maju pesat karena peran kunci
komunitas China dalam sistem ekonomi colonial.
Gelombang penyebaran
pendatang dari China ke wilayah Asia Tenggara sejak abad ke 19 hingga awal abad
ke 20 semakin memperkuat perkembangan arsitektur yang unik dan pola khusus pada
kota-kota di Asia Tenggara. Lebih banyak kuil dibangun dengan fungsi dan dewa
yang berbeda di sepanjang deretan toko, balai komunitas, dan kompleks bangunan
keluarga. Selama masa ini komunitas China semakin makmur dengan memainkan peran
strategis dalam ekonomi sebgai perantara colonial Eropa dan masyarakat pribumi.
Kemakmuran ini terakspresikan melalui adopsi desain arsitektur khas Eropa dalam
arsitektur mereka. Jenis arsitektur yang dikembangkan oleh komunitas China yang
tersebar di Asia Tenggara berbeda dengan tipologi asli bangunan di China
daratan dan menjadi norma dalam bangunan rumah tinggal mereka. Elemen
arsitektur pemukiman China berpadu
dengan pola dan ciri khas desain vernacular sehingga menciptakan banyak variasi
paduan gaya bangunan. Contoh bagus proses perpaduan ini adalah tipikal rumah
pedagang di Palembang Sumatra Selatan.
No comments:
Post a Comment